Selasa, 07 November 2023

Profil

Hello Healthies!!! 💞

Perkenalkan nama saya Chandika Wirawati Purnama, saya merupakan penulis sekaligus pemilik situs blog ini. Saya merupakan seorang mahasiswa yang memiliki hobi menulis untuk berbagi tulisan saya dengan pengguna internet.

Pada kali ini saya ingin memperkenalkan blog saya yang diberi nama dentalbeauty ini. Singkatnya, blog ini merupakan situs blog yang membahas topik mengenai Kesehatan gigi dan mulut serta isu terkini mengenai Kesehatan gigi dan mulut serta topik menarik lainnya yang mungkin akan saya tambahkan di kesempatan lainnya.

Tujuan blog ini dibuat adalah untuk berbagi informasi kepada pengguna internet mengenai dunia blogging, khususnya kepada mereka yang ingin belajar membuat dan mengelola blog.

Demikian perkenalan singkat mengenai saya dan juga blog yang saya beri nama dentalbeauty ini, semoga bermanfaat untuk teman-teman.

BENARKAH PENYAKIT GUSI MENYEBABKAN TIMBULNYA PENYAKIT KARDIOVASKULER ?

 

https://images.app.goo.gl/puvqYpVveTGSWFN89

Infeksi oral terutama karies gigi dan penyakit periodontal seperti gingivitis dan periodontitis merupakan penyakit yang sangat lazim terjadi pada manusia namun sering diabaikan. Masyarakat umumnya masih kurang peduli dengan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Kurang lebih 49% populasi menderita periodontitis tahap ringan sebesar 80-90%.2,3 Periodontitis ringan-sedang mengenai 30%-50% orang dewasa dan bentuk yang parah mengenai 5%-15% orang dewasa di Amerika Serikat. 

Macam-Macam Penyakit Gusi

Secara umum, ada 2 (dua) jenis gangguan atau penyakit gusi yang umum terjadi, yaitu:

1.      Gingivitis, yaitu peradangan pada gusi yang ditandai dengan gusi nyeri, bengkak, dan memerah.

2.     Periodintitis, yaitu terbentuknya kantung yang berisi nanah di dekat akar gigi akibat infeksi bakteri.

Jenis gangguan gusi inilah yang dikhawatirkan berisiko menyebabkan gangguan jantung karena bakteri dari gusi yang terinfeksi dapat berpindah ke jantung, serta kebiasaan membersihkan gigi yang tidak benar diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung. Seseorang dengan kesehatan mulut yang buruk memiliki kemungkinan 2 hingga 3 kali lebih besar terkena penyakit kardiovaskular atau serangan jantung. Hal ini disebabkan oleh infeksi gusi (periodontitis) yang disebabkan oleh penumpukan plak bakteri, yang dapat membentuk kantong berisi nanah di area sekitar akar gigi.

https://images.app.goo.gl/GmCNF6Psj7RaBkhz8

Bakteri Penyebab Periodontitis

Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas gin givalis, dan Bacteroidesforsythus adalah bakteri gram negatif yang paling sering dikaitkan dengan periodontitis. Bukti penelitian menunjukkan bahwa bakteri P. gingivalis yang ditermukan pada plak gigi memiliki kemampuan untuk menyerang sel-sel endotel. Bakteri ini dapat dengan aktif melekat dan menyerang sel-sel hati sapi dan sel endotel dari pembuluh darah jantung. Oleh karena itu, kehadiran mikroorganisme ini dalam aliran darah, yang berasal dan mulut, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Apabila tidak segera diobati, infeksi gusi ini dapat merusak jaringan dan tulang gusi, merusak gigi, bahkan masuk ke aliran darah dan menyerang organ tubuh lainnya seperti jantung. Hal ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang terdapat pada gusi mempunyai kemampuan untuk menularkan bakteri ke bagian tubuh lainnya, sehingga dapat membesar dan berdampak pada penyempitan pembuluh darah.

Keadaan ini dapat memicu pembentukan plak dan penyempitan pembuluh darah yang disebut dengan aterosklerosis. Apabila terjadi pada pembuluh darah jantung dan otak, peradangan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Selain itu, jika bakteri menyebar ke katup jantung, hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit katup jantung.

Cara Pencegahan:

1.   Agar kebersihan mulut dengan menyikat gigi setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride.

2.      Hindari menyikat gigi terlalu keras dan gunakan sikat gigi dengan bulu yang halus.

3.      Periksakan gigi ke dokter minimal enam bulan sekali.

  

Referensi:

Healthline. 2019. Everything You Need to Know about Dental and Oral Health.

Ibrahim, R. Z., & Rahmah, M. (2020). PERIODONTITIS DAN PENYAKIT KARDIOVASKULAR (Tinjauan Pustaka). Cakradonya Dental Journal, 12(1), 24-29.

Salinas, T. Mayo Clinic. 2020. Will Taking Care of My Teeth Help Prevent Heart Disease?

Watson, K. Healthline. 2020. Should I Brush My Teeth Before or After Breakfast?

WebMD. 2019. The Mouth-Body Connection: 6 Ways Oral Hygiene Helps Keep You Well.


Senin, 06 November 2023

PROFIL PUSKESMAS BULU LOR

 



a.   Alamat

Puskesamas Bulu Lor bertempatan di Jl. Banowati Sel. II, Bulu Lor, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50179

b.      Visi dan Misi

Visi Puskesmas Bulu Lor

Terwujudnya pelayanan prima di bidang kesehatan untuk menjadikan Puskesmas Bulu Lor Puskesmas unggulan.

Misi Puskesmas Bulu Lor

1)      Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, mudah, cepat, dan tepat berbasis tehnologi informasi.

2)       Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

3)      Bersama masyarakat melaksanakan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan derajat kesehatan.

Moto Puskesmas Bulu Lor

Kepuasan Anda harapan Kami, keluhan Anda motivasi Kami

c.       Batas Wilayah dan Jumlah Wilayah Kerja

Batas Wilayah

1)      Sebelah Utara       : Laut Jawa

2)      Sebelah Timur       : Wilayah Puskesmas Krobokan

3)      Sebelah Selatan     : Wilayah Puskesmas Poncol

4)      Sebelah Barat        : Wilayah Puskesmas Bandarharjo

Jumlah Wilayah Kerja: 5 (lima) Kelurahan, 40 RW, 327 RT

1)      Kelurahan Bulu Lor (Jml RW: 11, Jml RT: 79)

2)      Kelurahan Plombokan (Jml RW: 5, Jml RT: 46)

3)      Kelurahan Purwosari (Jml RW: 6, Jml RT: 48)

4)      Kelurahan Panggung Kidul (Jml RW: 4, Jml RT: 29)

5)      Kelurahan Panggung Lor (Jml RW: 14, Jml RT: 125)

d.      Sarana Pelayanan Kesehatan Dalam dan Luar Gedung

1)      Program Pelayanan:

a)      Promosi Kesehatan

b)      Kesehatan Ibu dan Anak

c)      Balai Pengobatan Umum

d)      Balai Pengobatan Gigi

e)      Konsultasi Gizi

f)       Imunisasi

g)      Konsultasi Kesehatan Remaja dan Usila

h)      Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/UKGS

i)       Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

j)       Kesehatan Lingkungan

k)      Kesehatan Jiwa

l)       Pemeriksaan Laboratorium Sederhana

m)   Kesehatan Mata

n)      Kesehatan Telinga

2)      Progran Unggulan:

a)      Balai Pengobatan Umum

b)      Balai Pengobatan Gigi

Jumat, 29 September 2023

KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK STUNTING

source google 

Kesehatan gigi dan mulut pada anak stunting merupakan hal yang harus diperhatikan supaya mendapat perhatian lebih karena anak memiliki kesadaran yang kurang, rentan terhadap penyakit dan memiliki tingkat intelektual yang rendah dibandingkan dengan anak yang memiliki pola makan yang kurang seimbang. Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan tinggi anak yang tidak sesuai dengan tinggi badan normal usianya karena kurangnya nutrisi pada masa perkembangan dan pertumbuhan. Salah satu faktor penyebab stunting pada anak adalah kesehatan gigi dan mulut yang tidak sehat, khususnya terjadinya rampan karies. 

Ciri-ciri stunting pada anak

  1. Pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda.
  2. Berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya.
  3. Sang anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya.
  4. Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk seusianya.
  5. Rentan mengalami gangguan kesehatan.
  6. Terlihat lemas terus menerus.
  7. Kurang aktif.
Proses pertumbuhan gigi terbentuk saat janin berusia 4 bulan di dalam kandungan. Oleh karena itu, ibu hamil harus mendapatkan fluoride dan kalsium yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan gigi anaknya di kemudian hari. Namun hal ini tidak berhenti begitu saja saat hamil, ibu perlu memiliki nutrisi yang baik tetapi harus terus berlanjut hingga ibu dan bayi berada pada tahap pemberian makanan pendamping ASI (MPA). 

Faktor Penyebab Rampan Karies 

1. Faktor Instrinsik 

Faktor instrinsik terjadi dari dalam mulut, faktor ini muncul ketika gigi mengalami demineralisasi, sehingga anak-anak yang mengalami mineralisasi giginya atau pengerasan jaringan giginya berlangsung bagus dan sempurna, tetapi ada juga tidak sempurna. 

2. Faktor Ekstrinsik 

Faktor ekstrinsik berasal dari luar mulut yaitu dari faktor makanan manis dan lengket sehingga makanan manis dan lengket akan difermentasikan oleh bakteri di dalam rongga mulut.

Dampak dari terjadinya rampan karies adalah anak mulai merasa demam, sakit gigi hingga menimbulkan rasa malas makan sehingga dibawa ke dokter untuk diberikan multivitamin atau penghilang rasa nyeri ataupun demam.

Karies rampan sering menimbulkan masalah dan yang tersering dialami oleh anak yaitu adanya rasa nyeri. Kesulitan makan dapat menyebabkan asupan nutrisi yang kurang. Adanya kavitas akibatnya terjadinya karies merupakan tempat tumbuh suburnya bakteri.  Karies gigi pada anak dapat berdampak negatif pada kemampuan anak untuk makan dengan baik. Oleh karena itu, jika anak mengalami kesulitan makan akibat kerusakan gigi, anak tidak akan mendapatkan nutrisi harian yang cukup, daya tahan tubuh melemah, dan lebih rentan terhadap kekurangan gizi dan penyakit. 

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pola makan yang buruk dan tidak seimbang memiliki hubungan positif dengan tingkat keparahan kerusakan gigi dan lebih rentan terhadap kerusakan gigi daripada anak-anak dengan pola makan yang cukup seimbang. Maka dari itu, ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya stunting yaitu dengan memenuhi kebutuhan nutrisi anak dan pola makan anak terjaga serta jangan lupa perhatikan kebersihan individu anak. 

source from https://youtu.be/AvcbIHS1J4o?si=zCnnQf9kvS-Zvicd

Referensi:

Afrinis, N., Indrawati, I., & Farizah, N. (2020). Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi anak usia dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini5(1), 763. 

Amiqoh, N., Prasetyowati, S., & Mahirawatie, I. C. (2022). Faktor resiko karies gigi pada anak tunagrahita. Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi3(1), 28-38. 

Hasanah, R., Aryani, F., & Effendi, B. (2023). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting Pada Anak Balita. Jurnal Masyarakat Madani Indonesia2(1), 1-6.

Profil Hello Healthies!!! 💞 Perkenalkan nama saya Chandika Wirawati Purnama, saya merupakan penulis sekaligus pemilik situs blog ini. Saya ...